Dari Pesisir ke Pegunungan, Buyat Bersatu dan Bukaka Bersatu Membersihkan Jalan Penghubung Antar Desa

  • Jul 11, 2025
  • Holy Reza Pahlevi Ani

Gotong royong kembali menggema di Kecamatan Kotabunan. Jumat pagi, 11 Juli 2025, warga dari klaster pesisir Buyat Bersatu dan dataran tinggi Desa Bukaka melaksanakan kerja bakti massal dengan semangat menyatukan dua lanskap geografis yang berbeda dalam satu gerakan kolektif.

Enam desa di wilayah Buyat Bersatu—Buyat, Buyat Tengah, Buyat Selatan, Buyat 1, Buyat 2, dan Buyat Barat—menurunkan ratusan warga untuk membersihkan ruas jalan Buyat–Bukaka, akses vital yang menghubungkan pesisir dan pegunungan. Sementara itu, warga Desa Bukaka melakukan pembersihan menyeluruh di ruas Bukaka–Kotabunan, jalur utama menuju pusat pemerintahan kecamatan.

“Dari pantai sampai bukit, warga bergerak bersama. Ini bukti bahwa semangat gotong royong belum mati,” kata Camat Kotabunan, Idrus Paputungan, yang memantau langsung kegiatan di dua lokasi.

Buyat Bersatu: Sapu Jalan, Buka Akses ke Pegunungan

Warga Buyat Bersatu tampak membawa parang, cangkul, dan mesin paras. Mereka menebas semak yang tumbuh liar di sisi jalan, memangkas ranting pohon yang menghalangi pandangan, dan merapikan jalan yang mulai menyempit karena tumbuhan liar.

“Jalan ini penting untuk hubungan dagang dan sosial. Kalau tertutup semak, kami yang dari pesisir sulit menjangkau desa di atas,” kata Rizki, tokoh pemuda dari Buyat 2.

Bukaka: Dari Lereng Pegunungan, Buka Jalan Menuju Pusat Kecamatan

Di sisi lain, warga Bukaka yang tinggal di wilayah perbukitan menunjukkan semangat luar biasa. Sejak fajar, mereka membersihkan semak dan rumput di sepanjang jalur menuju Kotabunan. Jalan tersebut merupakan jalur harian masyarakat, mulai dari petani pembawa hasil bumi hingga anak-anak sekolah.

“Kami bersihkan jalan ini karena setiap hari kami lewati. Kalau bersih, lebih aman dan nyaman,” ujar Usman, warga Bukaka, sambil mengayunkan parang memotong rumput tinggi di tikungan.

Gotong Royong Melampaui Letak Geografis

Meski terpisah oleh jarak dan karakter geografis yang kontras, kerja bakti ini menunjukkan keterhubungan sosial yang kuat antara desa-desa di Kecamatan Kotabunan.

“Buyat dan Bukaka mungkin berbeda bentang alamnya, tapi semangatnya sama. Ini bukan hanya soal bersih-bersih jalan, tapi menyatukan warga dari laut sampai gunung,” ujar Idrus Paputungan.

Kerja bakti massal ini memperlihatkan bahwa pembangunan desa tak melulu soal proyek besar, tapi juga tentang langkah-langkah kecil yang dilakukan bersama—oleh warga, untuk warga.